loading...

Tuesday 18 March 2014



Sumatra Cyber ~ Rockall adalah pulau batu tak berpenghuni yang sangat kecil dan biasa-biasa saja dan terletak sekitar 480 km di lepas pantai barat daratan Skotlandia. Dengan lebar lebih dari 25 meter dan tinggi 21 meter, pulau yang sebenarnya adalah plug vulkanik punah ini tampaknya tidak memiliki fitur yang menonjo. Namun, pulau kecil ini menjadi perselisihan internasional selama lebih dari setengah abad.

Rockall adalah piramida granit vulkanik yang muncul dipermukaan Atlantik seperti sirip hiu raksasa. Laut di sini sangat menggelora, sehingga hampir tidak mungkin untuk menentukan tinggi pulau kecil ini secara akurat. Perkiraan tingginya sekitar antara 20 dan 30 meter di atas permukaan laut. Penghuni permanen pulau kecil ini adalah periwinkles (semacam siput) dan moluska laut lainnya. Sejumlah kecil burung laut menggunakan batu untuk beristirahat di musim panas atau kadang-kadang untuk berkembang biak jika musim panas tenang tanpa gelombang badai yang menghantam pulau ini.



Meskipun ada referensi tertulis mengenai pulau kecil ini setidaknya sejak abad ke-16, namun pendaratan pertama yang diketahui pada Rockall tidak terjadi sampai awal abad ke-19. Mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya adalah awak HMS Endymion pada tahun 1811. Tidak lama setelah kunjungan Endymion, posisi yang tepat dari Rockall telah dimasukkan ke dalam peta/atlas, namun hal itu tidak mencegah kapal bernama SS Norge dari kandas disana pada tahun 1904, yang menyebabkan hilangnya 635 nyawa , bencana terbesar di pulau kecil itu.

Kemudian, pada tanggal 21 September 1955, sebuah helikopter Angkatan Laut mendarat di Rockall dan menurunkan tiga tentara dan seorang ilmuwan, yang kemudian mengibarkan bendera Inggris dan menaruh plat semen yang menyatakan bahwa pulau kecil itu adalah milik Ratu Elizabeth II. Dan pada tahun 1972, Undang-undang inggris yang disahkan oleh parlemen, secara resmi menyatakan bahwa pulau Rockall adalah bagian dari Britania Raya. Tapi klaim tersebut tidak diakui oleh negara lain.

Ambisi kekaisaran Inggris mengklaim pulau kecil itu mengalami kemunduran karena Inggris meratifikasi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982, yang menyatakan : "Pulau yang tidak dapat mendukung penghunian oleh manusia atau kehidupan ekonomi secara mandiri, tidak memiliki zona ekonomi eksklusif atau landas kontinen".

Untuk membuktikan Rockall dapat mendukung hunian, dan karena Rockall adalah bagian kedaulatan wilayah Inggris, maka mantan tentara SAS Tom McClean tinggal di batu tandus itu selama 40 hari pada tahun 1985. Rekor ini dipecahkan pada tahun 1997, Ketika para aktivis Greenpeace mendarat di Rockall dan menghabiskan 42 hari di atasnya sebagai aksi publisitas. Mereka mengklaim Rockall sebagai negara mikro tersendiri dan menamainya Waveland. Mereka bahkan menghapus plat semen yang dibuat tahun 1955, yang menyatakan klaim Inggris pada pulau itu.

Aktivis Greenpeace memproklamirkan Waveland (Rockall) sebagai negara sendiri.

Setelah ditelusuri, alasan 4 negara tersebut memperebutkan Rockall bukanlah karena menginginkan pulau batu tersebut. Hal ini karena Rockall tak lebih dari sekedar pulau batu biasa yang sekilas tampak seperti piramid dan tak berpenghuni. Kalaupun ada yang berkunjung ke sana, turis hanya akan menemukan moluska sebagai penghuninya. Atau mungkin burung-burung laut yang kebetulan sedang singgah untuk beristirahat di sana.

Alasan utama Rockall menjadi rebutan ternyata adalah karena Rockall berada di lokasi yang strategis. Berdasarkan penelitian, ternyata Rockall berada di area yang kaya dengan ikan serta cadangan minyak dan gas bumi. Jadi negara manapun yang akhirnya menjadi pemilik batu besar ini, akan menjadi negara yang berhak untuk melakukan eksporasi terhadap cadangan minyak dan gas bumi tersebut.
loading...