Sumatra Cyber ~ Fenomena dua pelangi ( double rainbow ) atau pelangi kembar ini memang peristiwa langka. Kadang-kadang kedua atau ‘pelangi sekunder’ yang redup dapat dilihat di luar pelangi utama. Pelangi sekunder disebabkan oleh refleksi ganda dari sinar matahari di dalam air hujan, dan muncul pada sudut 50-53 derajat. Jika Anda melihat dekat Anda dapat melihat warna pelangi sekunder yang terbalik, dengan biru di luar dan merah di dalam. Pelangi sekunder lebih lemah dari pelangi yang utama karena mendapat cahaya yang lebih sedikit.
Menurut Ilmuwan
Menurut Ilmuwan
Sebuah tim ilmuwan internasional bekerja sama dengan Disney telah menemukan cara terbentuknya “pelangi kembar” ketika sedang mencoba untuk meningkatkan gambar pelangi dalam komputer grafis.
Pelangi kembar/ganda lebih langka daripada pelangi ganda yang berupa busur konsentris yang terpisah, sebaliknya pelangi kembar tampak sebagai dua busur yang terpisah dari asalnya yang tunggal.
Para peneliti mensimulasikan pelangi dengan mengamati efek dari bentuk tetesan dan interaksi dengan cahaya, baik sebagai partikel maupun gelombang. Mereka menemukan bahwa munculnya fenomena optikal yang jarang ini lantaran disebabkan oleh tetesan air hujan yang ukurannya berbeda, yang dapat berpengaruh pada bentuk busur pelangi.
“Simulasi sebelumnya mengasumsikan bahwa tetesan air hujan adalah berbentuk bulat seperti bola. Asumsi sementara itu dapat dengan mudah menjelaskan pelangi dan pelangi ganda yang telah banyak ditemukan, namun masih belum dapat menjelaskan tentang fenomena pelangi kembar,” jelas Jarosz.
Ketika turun hujan, hambatan udara menyebabkan tetesannya rata, terutama jika tetesan berukuran besar, menghasilkan tetesan berbentuk hamburger yang dikenal sebagai burgeroids.
“Kadang-kadang dua curah hujan tergabung. Saat keduanya tersusun dari tetesan air hujan yang ukurannya berbeda, setiap kumpulan tetesan menghasilkan pelangi yang bentuknya sedikit berubah, sehingga bergabung membentuk pelangi kembar yang sulit dipahami itu,” tambah Jarosz.