Sumatra Cyber ~ Peristiwa mengenai perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, menemui titik yang menegangkan, ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berhasil dikumandangkan Sukarno dan Mohammad Hatta 67 tahun silam. Banyak peristiwa penting terjadi yang menaungi hari-hari terakhir dimana kemerdekaan hendak dipersiapkan. Beberapa diantaranya sangat unik, seperti yang termuat dalam artikel berikut:
1. Sama-sama hari Jumat dan di Bulan Ramadhan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriah atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang. Kumandang Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Dan kini di tahun 2012 ini, peringatan ke-67 tahun Kemerdekaan Indonesia tergolong sangat istimewa. Pasalnya sejarah berulang, jatuh di hari sama Jumat dan bulan Ramadhan pula. Kondisi ini sama dengan ketika Soekarno dan Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia 67 tahun lalu, yang juga jatuh di hari Jumat dan bulan Ramadhan.
2. Jumat Suci, Jumat Merdeka!
Masih ingat dengan peristiwa Rengasdengklok? Sejumlah pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat, 16 Agustus 1945, sempat meminta agar proklamasi dibacakan hari itu juga. Namun, seperti ditulis wanita pejuang Lasmidjah Hardi, saat itu Soekarno menjawab, ”…tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Angka 17 adalah angka suci. Selain itu pula, kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu dimana kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Dan juga esok tanggal 17 jatuh pada hari Jumat, hari Jumat itu Jumat Legi, Jumat yang berbahagia dan Jumat yang suci….”
3. Peristiwa Besar yang Begitu Sederhana
Pada saat dilangsungkannya pacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, ternyata upacara yang demikian menentukan bagi nasib Bangsa Indonesia ini, berlangsung begitu sederhananya. Tiada rundown acara, tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada selebrasi lainnya.
Konon, tiang bendera yang menjadi tempat Sang Saka Merah Putih berkibarpun ternyata dibuat dari batang bambuala kadarnya, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti rakyat Indonesia selama lebih dari tiga ratus tahun lamanya.
4. Naskah Asli Proklamasi yang Terselamatkan
Ketika Bung Karno dan Bung Hatta menyusun draft teks Proklamasi hingga menjadi naskah yang utuh, naskah yang asli awalnya justru berakhir di sebuah keranjang sampah. Syukurnya, naskah itu berhasil diamankan dan disimpan dengan baik oleh seorang wartawan bernama BM. Diah. Konon, Diah menemukan naskah asli itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari. Diah menyerahkan naskah itu kepada Presiden Soeharto setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
5. Pengakuan Palestina Terhadap Kemerdekaan RI
Ketika tak ada satu negara di dunia pun yang secara berani dan tegas mengakui Kemerdekaan RI, Syekh Muhammad Amin al-Husaini (Mufti Palestina) hadir sebagai sosok negarawan yang pertama memberikan pengakuan dan ucapan selama atas Kemerdekaan RI. Tak hanya itu, beliau juga mendesak negara-negara Timur Tengah untuk mengakui Kemerdekaan Indonesia sehingga berhasil meyakinkan Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yaman, Arab Saudi dan Afghanistan. Fakta terakhir ini seharusnya membuat bangsa ini juga memperjuangkan Kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis-Israel.